Kejang pada anak dapat menjadi kondisi yang sangat mengkhawatirkan bagi orangtua. Kejang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari demam tinggi hingga gangguan neurologis. Namun, sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa kejang pada anak akibat penggunaan obat resep telah meningkat dua kali lipat di Amerika Serikat.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatric Neurology menunjukkan bahwa antara tahun 2005 dan 2014, jumlah kasus kejang yang disebabkan oleh obat resep meningkat dari 6.2 per 1000 anak menjadi 14.5 per 1000 anak. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan obat resep pada anak-anak perlu dipantau dengan lebih hati-hati.
Kejang pada anak akibat obat resep dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk dosis yang terlalu tinggi, interaksi obat yang tidak diinginkan, atau sensitivitas individu terhadap obat tertentu. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat kepada anak mereka.
Selain itu, orangtua juga perlu memahami pentingnya mengikuti petunjuk penggunaan obat yang diberikan oleh dokter. Jangan pernah memberikan dosis yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan, dan jangan menggabungkan obat dengan obat lain tanpa berkonsultasi terlebih dahulu.
Jika anak mengalami kejang setelah mengonsumsi obat resep, segera hubungi dokter atau layanan darurat terdekat. Kejang pada anak bisa menjadi tanda adanya reaksi alergi atau efek samping dari obat yang diberikan.
Dengan meningkatnya kasus kejang pada anak akibat obat resep, penting bagi orangtua untuk lebih waspada dan berhati-hati dalam memberikan obat kepada anak-anak mereka. Kesehatan anak selalu menjadi prioritas utama, dan menghindari risiko kejang akibat obat adalah langkah yang sangat penting untuk dilakukan.