Demam kelinci, atau yang dikenal dengan nama Rabbit Fever, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia, terutama melalui gigitan serangga seperti kutu dan nyamuk.
Belakangan ini, kasus demam kelinci di Amerika Serikat mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Pada tahun 2020, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan bahwa terdapat lebih dari 2.000 kasus demam kelinci yang dilaporkan di seluruh negara bagian AS. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Gejala demam kelinci pada manusia umumnya mirip dengan gejala flu, seperti demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot. Namun, jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi infeksi paru-paru, radang mata, atau bahkan radang otak.
Untuk mencegah penularan demam kelinci, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, antara lain:
1. Hindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelinci liar atau hewan pengerat.
2. Gunakan perlindungan seperti sarung tangan saat berkebun atau beraktivitas di luar ruangan.
3. Gunakan obat anti-serangga untuk mencegah gigitan serangga yang bisa membawa bakteri penyebab demam kelinci.
4. Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala demam kelinci, terutama jika sering berada di area yang rawan terinfeksi.
Demam kelinci memang bukan penyakit yang sering terjadi, namun dengan lonjakan kasus yang terjadi di Amerika Serikat, penting bagi kita untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua.